DENPASAR - Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV (ke - 45) 2023 mendapat tamu istimewa dari Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya (AKNSB) Yogyakarta. Dalam sela acara Dr. Supadma, M, Hum., selaku Direktur AKNSB Yogyakarta menyerahkan cinderamata berubah satu buah lukisan dengan tema Dewa Rucci, senada dengan tema besar dari PKB XLV ke - 45 yakni,
Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi (Samudra Cipta Peradaban).
Dengan makna, sebagai upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban.
Gubernur Bali Wayan Koster saat yang lalu menyebutkan bahwa kebudayaan Bali harus terus eksis, survive, kuat, tangguh dan berkelanjutan sepanjang zaman sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Kegiatan yang akan diselenggarakan sebulan penuh ini, dari tanggal 18 Juni sampai 16 Juli 2023 di Taman Budaya Provinsi Bali, pihak AKNSB mendapat tempat dihati masyarakat Bali.
Pertunjukan yang dibawakan saat itu adalah yang diawali dari,
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Beksan (tari) Lawung Jajar, ini diciptakan oleh Sultan HB I Tahun 1756. Biasanya tarian ini ditarikan oleh 16 penari. Menceritakan latihan peperangan menggunakan lawung atau tombak. Pada tarian Lawung Jajar ditarikan oleh 4 penari JAJAR yang keras dan gagah, 2 penari BOTOH atau pengadu, dan 2 penari SALAOTHO sebagai abdi.
Konser Karawitan : Ladrang Jagung-jagung, ini salah satu gending dalam Karawitan Jawa yang berbentuk Ladrang dengan Laras Slendro Pathet Manyura. Gending ini sangat familier di dalam sajian konser karawitan mandiri garap soran dengan ciri khas menonjolkan permainan garap imbal demung.
Beksan (tari) Tyas Muncar, ini merupakan tarian yang diciptakan pada tahun 2021 pada era pemerintahan Paku Alam X. Tari ini mengambil ide dari nama rumah Batik G.K.B.R.A.A. Paku Alam yang ada di Pura Pakualaman. Sedangkan Tyas Muncar sendiri mengandung arti "hati yang cerah memancar".
Melalui gerakan yang luwes dan dinamis, Beksan Tyas Muncar ini menggambarkan pancaran hati remaja putri yang menjalani proses keremajaannya dengan penuh kebahagiaan sehingga dapat menapaki kehidupan selanjutnya dengan baik melalui aktivitas membatik.
Tari Montrowi, ini merupakan perpaduan dua jenis tari kerakyatan yaitu Tari Montro dan Tari Badui. Tari Montro merupakan tarian yang lahir dan berkembang di wilayah Kabupaten Bantul, khususnya di wilayah Pleret. Tari Badi merupakan tarian yang menjadi ciri khas Kabupaten Sleman. Kedua tarian ini memiliki kemiripan bertema Islami yaitu dengan lagu Sholawat sebagai musik pengiring.
Kemudian ditutup dengan acara yang ditunggu - tunggu Wayang Wong Cantrik Janaloka, cerita ini diambil dari epos Mahabarata, yang menceritakan dua putri kembar bernama Endang Pergiwo, dan Pergiwati yang sedang menghadap Eyangnya bernama Begawan Sidik Wacana di pertapaan Andhong Cinawi, bersama dengan para cantrik.
Kesedihan kedua putri tersebut adalah, belum tahu siapa sesungguhnya ayah mereka. Setelah tahu dari sang Begawan, ayah mereka adalah seorang Kasatrya Panengah Pandawa yang bernama raden Arjuna, yang menikah dengan Dewi Manuhara.
Kedua putri tersebut mohon pamit untuk mencari Ayahnya. Pada awalnya Begawan Sidik wacana tidak mengijinkan keinginanya kedua cucunya, terlebih ada salah satu muridnya yang bernama Cantrik Janaloka, akan mendampingi kedua putri tersebut pergi ke Amarta.
Namun akhirnya Cantrik Janaloka bisa meyakinkan sang Begawan untuk memperbolehkan mendampingi kedua cucunya tersebut, dengan mengucap sumpah yang di lontarkan oleh cantrik Janaloka, yaitu jikalau saya berbuat yang tidak semestinya dengan kedua cucu sang Begawan, maka kelak kematian saya akan di kroyok oleh sekelompok prajurit (bahasa Jawa: diranjap).
Keyakinan sang Begawan Sidik Wacana akan sumpah Cantrik Janaloka, adalah sebuah bukti bahwa tidaklah gampang kita sebagai manusia dalam mengucapkan segala hal, baik itu pembicaraan, sumpah dan janji.
Jodoh, Takdir dan Rezeki telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Agung, sama halnya dengan Harta, Tahta dan Wanita, hal tersebut juga menjadi bagian dari sisi hidup kita, yang selalu dan harus berhati-hati, waspada, dan ingat akan Tuhan.
Ternyata keyakinan hati sang Begawan benar menjadi kenyataan, Cantrik tidak menepati janjinya / sumpahnya, dia berani menggoda kedua putri tersebut. Dan akhirnya Cantrik menemui ajalnya di tangan para ksatriya Korawa.
Dalam kesempatan akhir acara I Gede Arya Sugiartha selaku Kepala Dinas Kebudayaan Bali, menyebutkan kata luar biasa.
" Kita mendatangkan beberapa pertunjukan dari luar daerah, salah satunya dari Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya, luar biasa pertunjukannya "
Ia juga menekankan kebanggaannya bahwa sebuah akademisi yang masih getol mempertahankan pakem - pakem seni tradisi.
" Patut kita berikan apresiasi, " pesannya, yang juga mewakili Gubernur Bali Wayan Koster, Jumat (07/07/2023). (Ray)
Baca juga:
Tari Joged Luwih
|
....
Apresiasi yang tinggi diberikan kepada,
1. Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Kar.,
M.Hum, Kepala Dinas Kebudayaan Bali.
2. Cok Bagus Pemayun, A.Par., M.M, Kepala Dinas Pariwisata Bali.
3. Didik Wardaya, S.E., M.Pd,
Kepala Dinas DIKPORA DIY
4. Drs. Raden Suci Rohmadi, M.IP,
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan
Mutu Pendidikan Dinas DIKPORA DIY
5. Sugeng Pramono, SE., S.Par, M.Ba.,
Kelompok Ahli Pembangunan Bidang
Pariwisata Gubernur Bali
6. Drs. Wayan Mudane Budhe, M.Si,
Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali,
Bidang Adat dan Budaya
7. Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn,
Rektor ISI Denpasar
8. Dr. Supadma, M.Hum,
Direktur Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta
9. Rais Faisal Ahyar, S.T., M.Eng,
Kassubag TU Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta
10. Dr. Gusti Kade Sutawa, S.E., M.M., MBA, Ketua Umum DPP Aliansi Masyarakat Pariwisata,
11. H. Wahyu Sri Handono, ST, Owner Global Holiday Tour
12. I Ketut Sudiarsa, Owner Bali Permata Tour.